Nurfaizah Amatillah Imtisal
KEEP CALM AND SO SIMPLE
Saturday 5 October 2013
Friday 6 September 2013
Tuesday 2 April 2013
Kinematika Kimia
II.
Tanggal
Percobaan :20 Februari 2013
III. Tujuan :
·
menentukan
tingkat reaksi terhadap pereaksi antara larutan asam klorida.
·
Menyelidiki
pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi antara natrium tio sulfat dengan
asam klorida.
·
Menyelidiki
pengaruh suhu dan penetuan energi penagktifan energi redoks Fe3+
dengan S2O22-
·
Menganalis
pengaruh katalis dalam kinematika kimia
IV. Dasar
Teori
Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari laju dan mekasime reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam
udara lembab dari pada udara kering; makanan lebih cepat busuk bila tidak di
dinginkan. Ini merupakan dua contoh yang lazim dari perubahan kimia yang
kompleks dengan laju beranaka menurut kondisi reaksi
Perhatikan reaksi berikut:
Reaktan
→ Produk
Pada awal reaksi, reaktan ada dalam
keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam keadaan minimal. Setelah
reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk. Semakin
lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin
lama semakin ber- kurang.
Laju rekasi adalah besarnya perubahan konsentrasi
reaktan atau produk dalam satu satuan waktu. Perubahan konsentrasi setiap unsur
di bagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang seimbang atau stokiometri.
Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan perubahan produk dengan
tanda positif. Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde
parsial masing-masing pereaksi. Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi
persatuan waktu. (Petrucci, 1987)
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan, dan katalis.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut di dalam
sejumlah pelarut. Semakin banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula
konsentrasi larutan. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung
partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi
yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi
akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan
lebih cepat terbentuk.
Suhu.
Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi
energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan
diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia. (Petrucci, 1987)
Luas
permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin
kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan
itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Katalis
ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi
ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis tidak
muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat
mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau
lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah
yang sangat sedkit. (Oxtoby, 2001).
V. Alat dan bahan
1.
Alat :
·
Rak tabung reaksi 1 buah
·
Gelas ukur 3 buah
·
Gelas kimia 6 buah
·
Pipet tetes 2 buah
·
Pembakar spirtus 1 buah
·
Tabung reaksi 3 buah
·
Thermometer 1 buah
·
Stopwatch 1 buah
2.
Bahan
·
HCl 2 M ; 3M
·
Na₂S₂O₃ 0,2 M; 0,1 M;
·
Feᶟᶧ
0,05 M
·
S₂O₃²¯ 0,1 M
·
Aquades
VI.
Cara Kerja
a. Menentukan tingkat
reaksi
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Disiapkan tanda silang dengan tinta hitam pada
sehelai kertas putih.
3.
Larutan HCl 2 M sebanyak 10 cm3 dimasukan
kedalam gelas kimia dan diletakan gelas kimia tersebut diatas tanda silang.
4.
Ditambahkan 20 cm3 larutan Na2S2O3
0,2 M.
5.
Dicatat waktu sejak penambahan larutan Na2S2O3,
sampai tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.
6.
Diulangi percobaan dengan larutan Na2S2O3
yang lebih diencerkan.
7.
Diulangi langkah 1-6 dengan menggunakan
larutan HCl.
b. Pengaruh suhu
1.
Disiapkan alat dan bahan.
2.
Dibuat tanda silang yang sama tipisnya pada 2
helai kertas putih, ditempelkan kertas tersebut pada gelas kimia dengan tanda
silang menghadap ke atas.
3.
Dimasukan 100cm3Na2S2O3
0,1 M kedalam gelas kimia 1, diukur suhunya dan dicatat
4.
Ditambahkan 10 cm3 HCl 3M.
5.
Dicatat waktu sejak penambahan larutan HCl
tersebut sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi.
6.
Langkah 1-5 diulangi dengan dipanaskan
terlebih dahulu sampai suhunya 100C
diatas suhu kamar.
c. Pengaruh suhu dan
penentuan energi pengaktifan reaksi Fe3+ dengan S2O32-
1.
Alat dan bahan disiapkan.
2.
Disiapkan 3 buah gelas kimia 250 mL.
o Gelas kimia A
diisidengan air dingin ( suhu di ukur oleh termometer kira – kira sama dengan
suhu kamar, yaitu 25 derajat ).
o Gelas kimia ke B
diisi dengan air pada suhu 45 derajat C.
o Gelas kimia ke C diisi dengan air bersuhu kira – kira 65
derajat C.
3.
Dengan menggunakan gelas ukur 10 mL,
dimasukan masing-masing 2 mL larutan 0,05 M Fe3+ kedalam 3 buah
tabung reaksi.
4.
Tabung 1 diletakan dalam gelas kimia A,
tabung kimia 2 diletakan dalam gelas kimia B ( suhu 45 derajat C) dan tabung
kimia 3 diletakan dalam gelas kimia C.
5.
Untuk masing – masing proses waktu dicatat
samapai terjadi perubahan (menjadi bening).
d. Pengaruh Katalis
Dalam Kinematika Kimia
1.
Dituangkan 40 mL larutan 30% H2O2
kedalam gelas ukur 250 mL.
2.
Ditambahkan 20 mL detergen cair kedalam gelas
ukur berisi larutan H2O2. Digoyangkan gelas ukur agar
bereaksi dengan baik .
3.
Diteteskan pewarna makanan.
4.
Ditambahkan KI jenuh ke dalam gelas ukur.
5.
Dituliskan reaksi yang terjadi.
VII.Data Pengamatan
a.
Percobaan 1
Tabel 1
Volume HCl 2M (cmᶟ)
|
Volume ( cmᶟ)
|
Konsentrasi (mol/dmᶟ)
Na₂S₂O₃ awal reaksi
|
Waktu detik
|
1/waktu
|
||
Na₂S₂O₃ 0,2 M
|
Air
|
Jumlah volume
|
||||
10
|
20
|
-
|
30
|
0,2
|
26,85
|
0,037
|
10
|
15
|
5
|
30
|
0,15
|
43,01
|
0,023
|
10
|
10
|
10
|
30
|
0,1
|
58,04
|
0,017
|
10
|
5
|
15
|
30
|
0,05
|
241,45
|
0,00414
|
Perhitungan
Konsentrasi Awal Na₂S₂O₃
1. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal=
=
= 0,2 M
2. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,15 M
3. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,1 M
4. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,05 M
Tabel 2
Volume
Na₂S₂O₃ 0,2 M (cmᶟ)
|
Volume ( cmᶟ)
|
Konsentrasi (mol/dmᶟ)
HCl
awal reaksi
|
Waktu detik
|
1/waktu
|
||
HCl 0,2 M
|
Air
|
Jumlah volume
|
||||
20
|
10
|
-
|
30
|
0,5
|
29,95
|
0,033
|
20
|
7,5
|
2,5
|
30
|
0,375
|
28,32
|
0,035
|
20
|
5
|
5
|
30
|
0,25
|
28,27
|
0,037
|
Perhitungan
konsentrasi HCl awal reaksi tabel 2 :
1. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,5 M
2. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,375 M
3. MHClVHCl=
M Na₂S₂O₃V Na₂S₂O₃= [Na₂S₂O₃] awal
[Na₂S₂O₃] awal =
=
= 0,25 M
b. Percobaan 2
Perc.
|
V Na₂S₂O₃ 0,1 M
|
V HCl 3 M
|
T ( suhu)
|
Waktu
|
pengamatan
|
1.
|
100 cmᶟ
|
10 cmᶟ
|
25
̊C
|
45,41
|
Terjadi perubahan warna dari tak
berwarna menjadi putih
|
2.
|
100 cmᶟ
|
10 cmᶟ
|
35
̊C
|
24,63
|
Terjadi perubahan warna dari tak
berwarna menjadi putih dalam waktu singkat
|
c. Percobaan
3
tabung
|
T ( detik )
|
T ( k )
|
1/T ( 1/k )
|
k
|
ln k
|
A+1
|
163
|
298
|
0,003
|
245,39
|
5,5
|
A+2
|
134
|
318
|
0,0031
|
298,5
|
5,7
|
A+3
|
120
|
338
|
0,0029
|
333,3
|
5,8
|
K=
KA+1=
=
=
= 245,39
KB+2
=
=
=
=
298,5
Kc+3
=
=
=
=
333,3
VIII.
Hasil dan
diskusi
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju
reaksi disebut kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan
bagaiman laju bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme
suatu reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari
eksperimen (Oxtoby:2001).Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi persatuan
waktu. Di mana seiring dengan berjalannya produk, konsentrasi reaktan akan
berkurang sedangkan produk akan bertambah.
Dalam percobaan kali ini, dilihat dari reaksi antara
Na2S2O3 dengan HCl. Warna putih yang
dihasilkan dari reaksi keduanya berasal dari sifat fisik Na2S2O3
yang berwarna putih. Di mana warna yang dihasilkan tersebut dapat
membantu menentukan atau mencatat waktu yang dibutuhkan keduanya untuk dapat
menutupi huruf X yang terletak di bawah gelas beaker. pada percobaan diatas
konsentrasi Na2S2O3 yang lebih banyak akan
menghasilkan waktu yang semakin cepat. Hal ini disebabkan karena pemberian
konsentrasi yang besar akan menimbulkan banyaknya partikel yang bertumbukan, di
mana tumbukan ini akan mempengaruhi mekanisme suatu reaksi. Semakin banyak
partikel-partikel yang bertumbukan, maka laju reaksi akan semakin cepat dan
sebaliknya pada percobaan tabel ke2
lebih banyak konsentrasi HCl maka akan lebih lambat laju reaksinya.
Faktor lain yang mempengaruhi kinetika kimia adalah
suhu. Pada percobaan pengaruh suhu dilakukan perbandingan antara larutan Na2S2O3yang
dipanaskan terlebih dahulu dengan yang tidak dipanaskan terlebih dahulu. Ketika
kedua larutan Na2S2O3yang berbeda suhu
tersebut ditambahkan larutan HCl, maka larutan yang pertama kali berubah adalah
larutan yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika suhu
dinaikan maka reaksi yang terjadi akan semakin cepat. Perubahan tersebut
disebabkan oleh kalor yang diberikan pada larutan akan menambah energi kinetik
partikel.
Didalam kinetika kimia, katalis tidak termasuk faktor
yang mempengaruhinya. Seperti dalam reaksi pasta gigi gajah, KI merupakan
katalisnya. Namun sebenarnya reaksi ini
tidak memakai katalis, tetapi digunakan larutan KI yang nantinya akan
teroksidasi menjadi I2. Reaksi auto redoks dari H2O2berlangsung
lambat, dengan adanya reaksi oksidasi dari I- menjadi I2 sehingga
reaksi H2O2 berlangsung sangat cepat.Pada larutan ini
digunakan larutan sabun yang digunakan untuk mengidentifikasi gas O2
yang terbentuk dari reaksi disporposionasi H2O2 bila
sabun bergabung dengan gas O2 akan membentuk koloid gas didalam cair
(busa). Terbentuknya busa yang sangat banyak menunjukan bahwa reaksi ini
berlangsung sangat cepa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang tidak
sesuai dengan literatur diantaranya kurang tepatnya dalam pengambilan data,
kurang telitinya dalam proses praktikum, dan penarikan hasil pengamatan yang
tidak tepat.
IX.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsentrasi
yang besar dapat mempercepat suatu reaksi.
2. Suhu yang
tinggi dapat membuat suatu reaksi semakin cepat.
3. Energi
pengaktifan (Ea) dapat diperoleh dari kemiringan pada grafik.
4. Katalis
tidak mempengaruhi kinematika kimia.
Daftar Pustaka
Ø Chang, Raymond. 2005.
KIMIA DASAR: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Ø Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip
Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Ø Petrucci, Ralph H.
1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Ø Fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-laju-reaksi/
diakses tanggal 10 maret 2013.
Ø Scribd.com/doc/40737371/laporan-laju-reaksi/
diakses tanggal 10 maret 2013.
Lampiran.
a.
Percobaan 1
(Menentukan Tingkat Reaksi)
1.
Buatlah Grafik terhadap konsentrasi Na₂S₂O₃
Jawab:
2.
Bagaimana
hubungan aljabar antara terhadap konsentrasi Na₂S₂O₃?
Jawab:
Hubungan
aljabar antara dengan
konsentrasi Na₂S₂O₃ adalah
menghasilkan garis linear yang naik.
3.
Berapa tingkat
reaksi Na₂S₂O₃?
Jawab
:
=
=
=
= m
m
= 1
4.
Buatlah grafik terhadap konsentrasi HCl!
Jawab:
5.
Bagaimana
hubungan aljabar antara dengan konsentrasi HCl?
Jawab:
Hubungan
antara dengan konsentrasi HCl menghasilkan garis linear yang turun.
6.
Berapa tingkat
reaksi terhadap HCL?
Jawab:
=
=
=
=
n
= 2
7.
Tulis persamaan
laju reaksinya!
Jawab:
Na2S2O3(aq) +
2HCl 2NaCl(aq) +
SO2(aq)H2O(l)
8.
Berapa tingkat
reaksinya?
Jawab:
Orde
reaksi = m + n = 1 + 2 = 3
9.
Mengapa pada
eksperimen ini jumlah volume dibuat konstan dengan menambah air pada setiap
pengenceran?
Jawab:
Pengenceran
tersebut bertujuan untuk mempertahankan kesetimbangan pada system reaksi.
b.
Percobaan 2 (
Pengaruh Suhu )
1.
Bagaimana
pengaruh suhu terhadap laju reaksi larutan Natrium Tiosulfat dengan Asam Klorida?
Jawab:
Pada
percobaan ini dihasilkan bah
2.
Apakah reaksi
tersebut termasuk endoterm atau eksoterm ?
Jawab:
Pada
suhu rendah akan terjadi reaksi eksoterm, sedangkan pada suhu tinggi akan
terjadi reaksi endoterm.
c.
Percobaan 3 (Pengaruh suhu dan penentuan energi pengaktifan reaksi
Fe3+ dengan S2O32-)
1.
Hitunglah harga Ea dalam joule
atau kilo joule!
Jawab:
Kemiringan
= =
-1500K
= -1500K
-Ea =
(-1500K)()
-Ea = -12471 j/mol
-Ea = -12,471 kj/mol
Ea = 12,471 kj/mol
d.
Percobaan 4 ( Pengaruh Katalis Dalam
Kinematika Kimia Pada Pasta Gigi Gajah )
1.
Tuliskan reaksi
yang terjadi!
Jawab:
H2O2 + 2KI 2HI + 2K+ + O2
2.
Apa yang
menyebabkan O2 banyak?
Jawab:
Gas
O2 terbentuk dari dari reaksi
disporposionasi H2O2. Pada reaksi pasta gigi gajah
terjadi reaksi auto redoks dari H2O2 yang berlangsung
lambat. Namun dengan adanya reaksi oksidasi dari I‑ menjadi I2
sehingga reaksi H2O2 akan sangat cepat.
Subscribe to:
Posts (Atom)